

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin, mengakhiri penguatan tiga hari berturut-turut.
Menurut data Refinitiv, rupiah berakhir diperdagangkan pada Rp15.465/US$, turun 0,26% di pasar spot. Sebelumnya, dalam 3 hari saja rupiah sempat melesat hampir 2%, sehingga wajar jika terjadi koreksi teknikal yang akan melemahkannya.
Pada perdagangan Selasa (12/6/2022), rupiah berisiko kembali melemah melihat indeks dolar AS kembali menguat. Senin lalu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS kembali naik 0,7% setelah rilis data aktivitas sektor jasa AS.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) untuk jasa pada bulan November naik menjadi 56,5 dari bulan sebelumnya 54,4, mengalahkan ekspektasi untuk penurunan menjadi 53,3.
Sektor jasa memberikan kontribusi sekitar sepertiga dari total perekonomian AS, sehingga peningkatan ekspansi merupakan indikasi ekonomi yang kuat, dan inflasi kemungkinan tidak akan melambat.
Hal ini membuat pasar memperkirakan The Fed akan kembali bertindak agresif pada bulan ini dengan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Secara teknikal, rupiah sudah kembali di atas Rp. 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan minggu ini.
Level tersebut adalah Fibonacci Retracement 38,2% yang diambil dari titik terendah pada 24 Januari 2020 di Rp13.565/US$ dan tertinggi pada 23 Maret 2020 di Rp16.620/US.
Rupiah masih berada di bawah moving average 50 hari (moving average 50/MA 50). Sehingga peluang penguatannya tentu lebih besar. Posisi ini bisa menjadi kekuatan rupiah untuk menguat.
Indikator Stochastic pada daily chart bergerak ke bawah mendekati area jenuh jual.
Stochastic adalah leading indicator atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Saat Stochastic mencapai area overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Namun jika melihat stochastic 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian mulai naik dari area jenuh jual. Akibatnya, rupiah berisiko kembali melemah.
Rp. 15.450/US$ sekarang kembali sebagai support. Jika kembali di bawahnya, rupiah berpeluang menguat menuju Rp. 15.450/US$.
Sedangkan selama tertahan di atas Rp. 15.450/US$, rupiah berisiko melemah hingga Rp. 15.500/US$ – Rp. 15.530/US$.