Produksi Rokok Turun, Akibat Rokok Mahal atau Ilegal?

Produksi Rokok Turun
Produksi Rokok Turun

Produksi rokok pada November 2022 mencapai 28,12 miliar batang. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak November 2018 atau dalam empat tahun terakhir. Penurunan produksi terjadi di tengah melemahnya tingkat belanja masyarakat dan meningkatnya peredaran rokok ilegal.
Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan produksi rokok pada November masih sedikit meningkat sebesar 0,79% dibanding bulan sebelumnya. Namun, produksi turun signifikan yakni 8,13% dibanding November 2021.

Produksi rokok pada November 2022 dinilai sangat rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam tujuh tahun terakhir, produksi November tahun ini hanya lebih tinggi dibandingkan November 2018.

Total produksi rokok pada November 2017 tercatat 34,50 miliar batang sedangkan pada 2018 sebanyak 27,79 miliar batang. Pada November 2019, tercatat 33,50 miliar batang, November 2020 31,60 miliar batang, dan 30,61 miliar batang pada 2021.

Secara historis, produksi rokok memang melonjak pada November karena biasanya pemerintah mengumumkan kebijakan cukai tahun depan pada bulan itu. Produsen akan meningkatkan pembelian pita cukai pada bulan November dan Desember untuk menambah pasokan sebelum harga pita cukai naik.

Secara keseluruhan, produksi rokok pada Januari-November 2022 tercatat sebesar 285,82 miliar batang. Jumlah ini menurun 1,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produksi rokok Januari-November 2022 juga merupakan yang terendah setidaknya dalam enam tahun terakhir. Pengecualian terjadi pada tahun 2020 yang merupakan tahun pertama pandemi Covid-19.

Produksi rokok pada Januari-November 2017 tercatat 301 miliar batang, Januari-November 2018 sebanyak 300,21 miliar batang, Januari-November 2019 sebanyak 295,1 miliar batang, Januari-November 2020 sebanyak 255,1 miliar batang, dan Januari-November 2021 tercatat sebanyak 290,79 miliar batang. rokok.

Rata-rata produksi bulanan rokok tahun ini sebanyak 25,98 miliar batang. Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata produksi bulanan dalam lima tahun sebelumnya yang tercatat 27,22 miliar batang.

Produksi rokok yang turun cukup drastis pada November 2022 terjadi di tengah perlambatan konsumsi masyarakat, lonjakan inflasi, dan maraknya rokok ilegal.
seperti diketahui, pada 3 November 2022 pemerintah mengumumkan kenaikan cukai rokok sebesar 10% pada 2023 dan 2024. Hal itu berlaku untuk sigaret keretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), dan rokok keretek makanan (SKP). dengan kelas.

Sri Mulyani menjelaskan, salah satu alasan kenaikan cukai adalah untuk menurunkan prevalensi merokok dengan menaikkan indeks harga.

Prevalensi perokok pria dewasa Indonesia adalah 71,3% atau tertinggi di dunia.
Harga rokok di Indonesia juga jauh di bawah rata-rata dunia yang mencapai US$ 4 per bungkus. Australia masih menjadi yang termahal di dunia dengan US$ 21 per bungkus sementara Indonesia hanya US$ 2,1 per bungkus.

Menurut data Kementerian Keuangan, indeks harga rokok Indonesia saat ini sebesar 12,2%. Angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar 12,1%.

“Indeks harga akan kita pertahankan atau naikkan sedikit agar keterjangkauan turun. Sehingga konsumsi turun. Produksi rokok hingga November tahun ini turun karena ada kenaikan indeks harga menjadi 12,2%,” ujar Sri Mulyani saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR. RI, Senin (12/12/2022).

Indeks Pengeluaran Mandiri menunjukkan nilai dan tingkat pengeluaran masyarakat Indonesia terus bergerak dalam trend menurun. Laju inflasi melambat setelah naik tajam akibat kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal September 2022. Pola belanja masyarakat Indonesia di bulan November juga bertolak belakang dengan trend historisnya yang biasanya belanja melonjak menjelang akhir tahun.

Sebagai catatan, inflasi Indonesia terus menurun dari 5,95% (year ons year/YoY) pada September 2022 menjadi 5,71% (YoY) pada Oktober dan 5,42% (YoY) pada November.

Indeks Pengeluaran Mandiri menunjukkan nilai belanja publik pada November 2022 sebesar 154,8 pada akhir November 2022. Nilai tersebut turun dibandingkan Oktober (157,8) bahkan terendah sejak Juni 2022.

Sedangkan frekuensi belanja publik sebesar 125,9 pada Oktober 2022. Frekuensi tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2022.

“Berbeda dengan pola tahun-tahun sebelumnya, tingkat belanja dari awal Juni 2022 hingga akhir November 2022 masih dalam pola flat di sekitar level pra-Ramadan, kurang lebih 6 bulan terakhir,” tulis Mandiri Institute dalam laporan Singkat Konsumen Terbaru. pengeluaran.

Volume belanja di bulan November bahkan terkontraksi sebesar 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lanjutan ini

raction adalah pertama kalinya se

Sejak Juli 2021, Indonesia dilanda badai varian Delta.

Jika produksi rokok legal menurun, distribusi rokok ilegal tahun ini akan meningkat cukup tajam.

Jumlah rokok ilegal yang beredar di masyarakat mencapai 5,5% tahun ini, meningkat dibanding tahun 2020 yang tercatat 4,9%.

Jumlah penindakan rokok ilegal mencapai 19.399 sepanjang tahun ini. Jumlah ini melonjak tajam dibanding 2021 sebanyak 13.125. Nilai rokok ilegal yang diamankan pada 2022 diperkirakan menembus Rp 548,32 miliar.

“Dari segi nilai, total nilai yang ditangani dari kurva rokok ilegal mencapai lebih dari setengah triliun. Jadi memang frekuensi dan nilainya makin meningkat,” tambah Sri Mulyani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *