

JAKARTA – Mantan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Alan Greenspan memperkirakan resesi Amerika Serikat (AS) sangat mungkin terjadi karena bank sentral terus melakukan pengetatan kebijakan moneter untuk menekan inflasi.
Dilansir Bloomberg, Rabu (4/1/2022), Meski data inflasi dalam dua bulan terakhir menunjukkan perlambatan, Alan tidak menganggap hal tersebut sebagai jaminan bahwa The Fed akan melakukan pelonggaran kebijakan secara signifikan untuk menghindari setidaknya resesi ringan.
The Fed menaikkan suku bunga secara agresif tahun lalu dalam upaya memerangi inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun.
The Fed akan terus memperketat kebijakan hingga targetnya tercapai. Alan menjelaskan, kenaikan upah dan perluasan lapangan kerja masih perlu dilereng lebih jauh agar penurunan inflasi menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar momentum sementara.
memiliki periode tenang yang singkat di sisi inflasi tetapi saya pikir ini agak terlambat,” lanjutnya.
Alan menjelaskan penurunan suku bunga terlalu berisiko untuk menaikkan inflasi lagi. Bahkan pengetatan kebijakan moneter yang terusmenerus dapat merusak kredibilitas The Fed sebagai pengendali inflasi.
Tentu saja, saya tidak berharap Federal Reserve melonggarkan kebijakan sebelum waktunya kecuali mereka menganggap perlu, misalnya untuk mencegah tekanan pada pasar keuangan,” lanjutnya.
Selain itu, Mantan Presiden Federal Reserve New York John Williams juga sepakat bahwa AS sangat mungkin mengalami resesi tahun ini.
“Yang berbeda kali ini adalah jika AS mengalami resesi, itu akan menjadi resesi yang dipimpin Fed dan Fed dapat mengakhiri resesi itu dengan melonggarkan kebijakan moneter,” katanya.
sumber : bisnis.com