Jokowi, Menteri, BI & OJK Kumpul Bahas Nasib RI 2023

Jokowi, Menteri, BI & OJK Kumpul Bahas Nasib RI 2023
Jokowi, Menteri, BI & OJK Kumpul Bahas Nasib RI 2023
Jokowi, Menteri, BI & OJK Kumpul Bahas Nasib RI 2023

Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri acara Indonesia Economic Outlook 2023, di Ball Room Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Rencananya acara ini juga akan dihadiri para menteri kabinetnya. seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Tenaga Kerja dia Fauziyah, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Bacaan Lainnya

Selain itu, hadir juga pimpinan lembaga seperti Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar.

Juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, Juga Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu)/Kepala Gugus Tugas Percepatan UU Ciptaker Suahasil Nazara, dan Ekonom Senior Chatib Basri.

Hingga pukul 08.30 terpantau Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Kadin Arsjad Rasjid sudah hadir di tempat acara.

Dari pembahasan sebelumnya tentang pandangan prospek ekonomi Indonesia dari beberapa kalangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan masih akan menantang. Melihat tekanan dari global.

Ekonom INDEF, Ariyo DP Irhamna mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan pada 2023 akibat kenaikan harga komoditas energi dan pangan, Indonesia patut bersyukur karena ekonomi domestik masih tumbuh positif sekitar 5%. Selain itu, neraca perdagangan juga tetap berada pada posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut.

“Hal ini disebabkan kinerja ekspor impor Indonesia yang tidak erat kaitannya dengan perekonomian global sehingga ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak terlalu terasa tetapi hanya akan melambat. Ditambah dengan perekonomian perdagangan utama Indonesia mitra seperti cina dan Amerika Serikat pada Triwulan II 2022 yang masih mengalami pertumbuhan,” kata Ario.

Dari sisi global, inflasi yang tinggi, pengetatan moneter (suku bunga yang tinggi), eskalasi perang Rusia-Ukraina, harga energi yang tinggi, likuiditas keuangan global yang ketat, dan arus keluar modal dari pasar negara berkembang merupakan isu yang mengemuka.

Sementara tantangan domestik jelang pemilu, investor cenderung wait dan see. Dibayangi tingginya inflasi, penurunan daya beli, kenaikan biaya produksi, depresiasi rupiah, inflasi pangan, dan transportasi, kemudian bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kemungkinan akan terus berlanjut.

SUMBER : CNBC INDONESIA

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *