

CIlegon, CNN Indonesia — Pelabuhan Merak, Banten dan Pelabuhan Bakauheni, Lampung kembali ditutup imbas cuaca buruk, Sabtu (31/12).
“Sehubungan dengan kondisi cuaca, dapat kami sampaikan layanan Ferry Expres dan Reguler Merak dan Bakauheni ditutup sementara,” demikian informasi dari akun resmi PT ASPD Indonesia Ferry, @asdp191.
PT ASDP Indonesia Ferry meminta maaf atas penutupan pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera tersebut. Penutupan dilakukan demi keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Hal ini semata-mata demi keselamatan pelayaran, dan tentunya keselamatan seluruh pengguna jasa Ferry,” kata Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin.
Shelvy mengatakan kondisi cuaca di Selat Sunda sedang tidak bersahabat. Hal ini sesuai prediksi BMKG yang menyebut pada libur tahun baru 2023 akan terjadi hujan lebat.
Masyarakat yang akan menyeberangi Selat Sunda diminta bersabar dan tidak memaksakan diri melanjutkan perjalanan.
“Kondisi cuaca ekstrim yang dapat berubah sewaktu-waktu ini tentu dapat berdampak pada proses sandar kapal. Kami berharap pengguna jasa dapat memahami dinamika di lapangan,” ujar Shelvy.
Terpisah, General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Suharto membenarkan penutupan kembali jalur penyeberangan karena kondisi cuaca tidak kondusif untuk pelayaran.
“Ya benar, manajemen ASDP telah menetapkan keberangkatan kapal jalaur lintasan Pelabuhan Merak-Bakauheni dan Bakauhen-Merak ditunda sore tadi sekitar pukul 16.00 WIB karena keadaan cuaca,” kata dia, Sabtu (31/12).
Kebijakan itu membuat puluhan calon penumpang pejalan kaki yang akan berlayar menuju Pelabuhan Merak dengan menumpang kapal KMP Neomi harus mengurungkan perjalanannya.
Mereka yang sebelumnya sudah menunggu di Gangway dermaga 2 reguler Pelabuhan Bakauheni pun diminta oleh petugas ASDP Bakauheni untuk kembali turun dari Gangway dan menunggu di ruang pelayanan tiket.
Puluhan kendaraan yang sebelumnya sudah masuk ke dalam Kapal pun harus keluar lagi dan memarkirkan kendaraannya di kantong parkir pelabuhan.
“Keadaan cuaca buruk yang terjadi seperti ini, tentunya khawatir dan pastinya rugi waktu juga. Tapi mau bagaimana lagi, penyeberangannya ditutup, ya terpaksa harus menunggu,”kata Firmansyah, seorang penumpang asal Kecamatan Jati Agung, Lampung, kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (31/12) petang.