

ASKARA – Pemilihan presiden dan wakil presiden masih tersisa satu tahun lagi, namun banyak nama yang bermunculan. Banyak pihak bahkan sudah mengumumkan nama-nama yang akan mereka usung atau dukung sebagai pengganti Jokowi pada tahun 2024.
Deklarasi yang dilakukan jauh sebelum pemilu diyakini mampu mendongkrak nama calon presiden yang akan diusung. Selain itu, deklarasi tersebut juga merupakan upaya parpol untuk meningkatkan elektabilitasnya.
Masyarakat saat ini makin melek tentang politik Indonesia. Mereka diyakini akan memilih calon yang memiliki rekam jejak yang baik, apalagi pilihan tersebut akan menentukan nasib Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Untuk mengukur suara publik, Jaringan Citra Nasional (CNN) kembali mensurvei sosok calon presiden (Capres) 2024.
Direktur Eksekutif National Citra Network (CNN), Muhammad Dandy mengatakan, pengambilan sampel menggunakan Metode Multistage Random Sampling dengan jumlah sampel 2.200 warga negara Indonesia berusia di atas 17 tahun dan tersebar di 34 provinsi. Hasil survei ini memiliki margin of error +/- 2,08 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan mulai 27 Desember 2022 hingga 9 Januari 2023.
Dandy mengatakan, hasil survei ini menunjukkan mayoritas responden yakni 74,4 persen menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi selama tiga tahun terakhir.
“Karena dinilai berhasil mengatasi pemulihan ekonomi akibat dampak Covid19 dan penanganan Covid19 sehingga status PPKM bisa dicabut dan masyarakat bisa lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi, dan sebanyak 17,4 persen sangat tidak puas, dan 8,2 persen tidak menjawab,” kata Dandy dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/1).
Lebih lanjut, kata Dandy, dari hasil survei diketahui kriteria Presiden yang akan meneruskan pemerintahan Jokowi yang diharapkan masyarakat yaitu sosok yang mampu mengelola ekonomi kerakyatan diharapkan sebesar 87,8 persen, karena menurut mereka setelah dampak Covid19, perekonomian rakyat banyak yang menurun dan membutuhkan presiden yang mampu meningkatkan perekonomian rakyat dan sebanyak 62,8 persen mengharapkan presiden dapat melanjutkan program pembangunan yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi. dan hanya 27,8 persen menginginkan presiden populis.
“Dari hasil survei diketahui bahwa 68,9 persen masyarakat lebih memilih memilih partai politik hanya pada saat pemilu legislatif dibandingkan dengan nama-nama tokoh yang menjadi caleg partai politik, karena membingungkan masyarakat, sedangkan 20,8 persen memilih memilih nama caleg yang diajukan parpol, kemudian sisanya tidak menjawab,” kata Danny.
Kemudian dari survei ini juga ditanyakan secara tertutup kepada responden, jika pada pemilu tahun 2024 untuk pemilihan anggota legislatif menggunakan sistem proporsional tertutup atau pemungutan suara atau pemungutan suara untuk partai politik saja, maka partai politik mana yang akan terpilih jika pemilu digelar hari ini, hasilnya Golkar terpilih paling banyak yakni 19,8 persen kemudian diurutan kedua Partai Gerindra 16,4 persen, PDI Perjuangan 14,3 persen, Demokrat 8,8 persen, PKS 7,2 persen, PKB 6,4 persen, PPP 4,4 persen, Nasdem 4,2 persen dan PAN 2,7 persen sedangkan parpol lainnya di bawah 1 persen dan yang tidak mencoblos 10,2 persen
Dari simulasi calon presiden dan calon wakil presiden yang didukung oleh KIB, PDI Perjuangan, Gerindra-PKB dan Nasdem-PKS-Demokrat dan meminta responden untuk memilih jika pemilihan presiden diadakan hari ini, maka responden memilih pasangan Airlangga Hartarto – Moelldoko 30,2 persen, kemudian Prabowo Subianto – Muhaimin Iskandar 22,2 persen, Puan Maharani – Ganjar Pranowo 21,2 persen, Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhono 12,6 persen dan tidak memilih sebanyak 13,8 persen.
Sedangkan untuk simulasi capres-cawapres berpasangan dengan komposisi sebagai berikut, Airlangga Hartarto-Ridwan Kamil terpilih sebesar 27,6 persen. Sedangkan jika
Prabowo Subianto – Khofifah Indar Parawansa terpilih sebanyak 27,3 persen dan pasangan Ganjar Pranowo – Puan Maharani terpilih sebanyak 23,7 persen sedangkan pasangan Anies Baswedan – Ahmad Heryawan terpilih sebanyak 14,7 persen dan yang tidak memilih sebanyak 6,7 persen
Selain itu, dengan mensimulasikan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dari lingkaran dalam Jokowi, pasangan tokoh militer dan sipil serta meminta responden untuk mencoblos jika pemilihan presiden dilakukan pada hari yang sama, maka pasangan Airlangga Hartarto-Muldoko memiliki nilai tertinggi. tingkat elektabilitas, 36,8 persen terpilih kemudian pasangan Ganjar. Pranowo-Andika Perkasa dipilih sebanyak 30,7 persen dan Prabowo Subianto-Erick Thohir dipilih sebanyak
s 19,6 persen dan tidak memilih sebanyak 12,9 persen.
Menanggapi hasil survei Jaringan Citra Nasional (CNN) oleh pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Budiman mengatakan survei yang dilakukan Jaringan Citra Nasional (CNN) terkait keunggulan Airlangga Hartarto sebagai
Capres 2024 merupakan hal yang wajar. Pasalnya, Ketua Umum Golkar itu telah mengambil langkah nyata melalui kinerjanya sebagai Menko Perekonomian dalam menangani perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
“Ya, Pak Airlangga unggul dalam survei National Image Network (CNN) karena kiprahnya yang nyata sebagai Menko Perekonomian dalam penanganan ekonomi di tengah Covid-19,” kata Budiman kepada wartawan, kata Budiman kepada wartawan, Senin (16/ 1).
Budiman menjelaskan, duet Airlangga-Moeldoko sebagai capres dan cawapres 2024 memberikan peluang besar untuk menang karena keduanya memiliki peran masing-masing untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
“Peran keduanya membuka peluang untuk memenangkan Pilpres 2024, untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat,” kata Budiman kepada wartawan, Senin (16/1).
Budiman mengatakan, pasangan Airlangga-Moeldoko dari kalangan sipil-militer juga diinginkan masyarakat.
Duet Airlangga-Moeldoko dari kalangan sipil-militer yang diinginkan publik sebagai capres dan cawapres 2024,” ujar Budiman.
Selain itu, survei CNN juga menunjukkan pasangan Airlangga-Moeldoko menjadi pilihan rakyat untuk keduanya memimpin Indonesia meneruskan kepemimpinan pemerintahan Jokowi-MA’ruf.
“Survei CNN menunjukkan masyarakat menginginkan Airlangga-Moeldoko menjadi Presiden-Wakil Presiden pada 2024,” ujarnya.
Menurutnya, pengalaman Moeldoko sebagai mantan Panglima TNI dan Kepala Staf Kepresidenan saat ini turut membantu Airlangga dalam memperkuat militer.