

Jakarta, CNN Indonesia — Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dibekali anggaran sebesar US$25,4 miliar atau sekitar Rp399,3 triliun untuk tahun 2023. Cek perbandingannya dengan lembaga yang mengelola antariksa di Indonesia.
Itu 5,6 persen lebih banyak dari tahun lalu tetapi kurang dari permintaan Gedung Putih.
Mengutip Government Technology, anggaran tersebut dialokasikan untuk mendanai berbagai proyek prioritas NASA. Proyek-proyek ini berkisar dari target membawa manusia kembali ke Bulan pada tahun 2025 hingga menggunakan satelit untuk memantau perubahan iklim hingga mengembangkan pesawat listrik.
Kongres AS berharap dapat mengajukan anggaran minggu ini untuk menghindari shutdown pemerintah yang dapat dimulai pada Sabtu (31/12) waktu setempat jika undang-undang yang diusulkan tidak segera disahkan.
Melansir The Balanced, penutupan atau shutdown pemerintah adalah ketika program federal yang tidak penting ditutup. Shutdown harus terjadi ketika Kongres dan presiden gagal menyepakati pendanaan yang tepat.
NASA sendiri memiliki beberapa program unggulan dalam beberapa tahun ke depan. Salah satunya adalah mendaratkan manusia di bulan lagi pada tahun 2025.
Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah AS menyediakan anggaran sekitar US$1,5 miliar untuk mendukung sistem pendaratan yang saat ini sedang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.
Sistem ini dinilai sangat esensial karena kapsul Orion milik NASA tidak bisa mendarat langsung di Bulan. astronaut dalam misi ini harus dialihkan dari Orion ke sistem pendaratan manusia yang akan membawa mereka ke permukaan.
NASA sendiri memilih Starship milik SpaceX sebagai sistem pendaratan manusia untuk misi 2025. Setelah itu, NASA akan memilih sistem yang dirancang oleh perusahaan lain.
Dana BRI
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga penelitian ilmiah yang mencakup penelitian antariksa melalui Aviation dan Space Research Organization, juga memiliki anggaran yang lumayan.
Untuk APBN 2023, BRIN mendapat anggaran Rp 6,388 triliun. Angka tersebut meningkat dari anggaran 2022 yang hanya Rp 5,777 triliun.
Anggaran BRIN sendiri dialokasikan untuk tiga tujuan, yakni untuk penelitian, inovasi, dan program sains; fungsi pendidikan; dan dukungan manajemen.
“Berdasarkan nota keuangan yang tertuang dalam RAPBN 2023, alokasi anggaran BRIN untuk program riset, inovasi, dan iptek dengan fungsi pelayanan publik sebesar Rp. sidang Komisi VII DPR RI, Jumat (9/12), sebagaimana dikutip oleh situs web DPR.
“Untuk fungsi pendidikan sebesar Rp 32.800.000.000. Dan program dukungan manajemen untuk pelayanan publik sebesar Rp 4.141.404.494.000,” lanjutnya.
Meski begitu, anggaran BRIN tetap harus dibagi di antara berbagai lembaga riset di bawahnya, tidak hanya soal ruang.